Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diperkirakan kembali dibanjiri wisatawan pada long weekend 14-16 Mei, yang juga bertepatan dengan Hari Raya Waisak. Bahkan, usai libur Lebaran 2022, lebih tepatnya pada 7-11 Mei, sampah menumpuk di depo dan tumpah ke berbagai jalan sehingga mengaburkan pandangan.
Namun, pada Kamis pagi, 12 Mei 2022, beberapa petugas kebersihan datang dengan truk pengangkut tumpukan sampah. Sampah menumpuk akibat tertutupnya akses ke Tempat Penampungan Daerah (TPA) Piyungan di Kabupaten Bantul.
Perwakilan warga di sekitar TPA wilayah Piyungan, Sitimulyo, Bantul yang sebelumnya memblokir akses ke TPA siap membuang sampah setelah berdialog dengan Pemprov DI Yogyakarta pada Rabu malam, 11 Mei 2022.
Setelah dialog dan kesepakatan dengan Pemda DIY, warga TPA Piyungan diperbolehkan kembali bekerja mulai Kamis ini,” kata H. Juweni, Kepala Desa Sitimulyo Bantul.
Juweni mengapresiasi adanya forum dialog untuk membahas pengelolaan sampah di TPA Piyungan dan penerimaan aspirasi warga. Kami berharap pemerintah daerah AKAN berusaha meningkatkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar TPA Piyungan Bantul,” ujarnya.
Perwakilan desa Sitimulyo turut ambil bagian dalam forum dialog tersebut, khususnya Dusun Banyakan 1-3 dan Dusun Ngablak.
Sekda DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, forum tersebut harus menjawab aspirasi warga yang menentang rencana pembukaan kawasan transisi pembuangan sampah di kawasan tersebut. Lahan transisi akan dibuka terlebih dahulu karena kapasitas lahan eksisting di Zona A dan Zona B TPA Piyungan sudah tidak mencukupi lagi.
Kami berusaha memadatkan sampah di Zona A dan B untuk menambah kapasitas,” kata Aji. “Setelah dipadatkan kemarin, volumenya bisa berkurang sekitar empat meter dan bertambah kapasitasnya dalam waktu sekitar 1,5 bulan.”
Aji mengatakan Zona Transisi TPA Piyungan hanya akan digunakan jika kapasitas Zona A dan B sangat tidak mencukupi. Jadi sementara Zona A dan Zona B kita maksimalkan dulu,” ujarnya.
Jika zona transisi digunakan, Sea Aji diperkirakan hanya akan digunakan hingga tahun 2025. Setelah tahun ini, Berggasland akan ditutup dan tidak ada lagi pembuangan limbah.
“Secara spesifik, saat ini kami sedang mengerjakan pengelolaan sampah mulai dari pembuangan hingga pengolahan atau pengolahannya,” kata Aji.
Di sisi lain, kontak Aji Menurut aspirasi warga yang mempersiapkan proses transisi lahan juga harus memperhitungkan bahaya pencemaran sumber air tanah. Jika tanah digunakan, harap berhati-hati agar tidak mencemari air tanah. Harus ada pemikiran tentang teknologi apa yang akan digunakan dan harus ada solusi sebelum digunakan,” katanya.
Pemprov DIY tidak menutup kemungkinan menambah jumlah sumur bor atau sumur bor untuk melakukan ketersediaan air yang cukup bagi warga guna menjamin TPA kawasan Piyungan. Aji mengatakan rencananya lahan lama (yang sudah ada) perlahan-lahan akan ditumbuhi vegetasi.
Kusno Wibowo, Wakil Kepala Departemen Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi, dan Sumber Daya Alam, mengatakan pemerintah saat ini sedang mengoptimalkan pengolahan lindi atau limbah stormwater, yang bercampur limbah. Optimalisasi pengolahan lindi harus selesai pada akhir Juli 2022,” katanya.
Untuk program lahan transisi, Pemprov DIY telah menyiapkan sistem membran untuk mencegah lindi masuk ke dalam tanah. Artinya lindi yang sampai ke masyarakat sangat diminimalisir,” kata Kusno.