Harga tandan buah segar (TBS) tingkat petani terus turun pasca Lebaran menyusul kebijakan larangan ekspor CPO Presiden Jokowi sejak 26 April 2022. Misalnya, harga TBS di Riau berdasarkan arahan pemerintah 26 April sebelumnya sekitar Rp 3.919/kg.
Namun di kalangan petani hanya Rp 1.950/kg. Artinya ada selisih hingga Rp 1.969/kg. Sekarang harganya makin menggila setelah lebaran.
Harga turun. Harga tetap di Riau juga turun menjadi sekitar Rp 2.800/kg. Tapi untuk petani turun Rp 1.600,” kata Mansuetus Darto, sekretaris jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit Indonesia (SPKS). kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/10/22).
Dia menduga salah satu penyebabnya adalah harga CPO dunia yang belakangan ini juga turun. Lalu ada dugaan lain karena tangki-tangki pabrikan sudah mulai terisi setelah intensitas produksi menurun saat Sumpah.
Memang, saat tangki sudah penuh, ada tanda-tanda petani sudah tidak percaya lagi dengan pabriknya. Saat ini situasinya masih normal, tetapi harganya sudah sedikit turun,” kata Darto.
Saat ini harga TBS dari pemerintah saat ini berkisar antara Rp 2.100 hingga Rp 2.600. Di Riau misalnya, TBS umur 3 tahun paling murah Rp 2.210,58/kg. Paling mahal berusia 25 tahun dengan nilai Rp 2.636,36/kg. Sekarang di bawah Rp 2.000/kg untuk petani.
Ujung-ujungnya yang dirugikan adalah petani. Selama ini rantai pasok TBS harus melalui perantara. Darto menilai pemerintah harus tegas mendorong terciptanya kelembagaan petani mandiri yang berpihak pada petani.
Soal harga sawit, petani kecil mandiri sudah ada sejak lama. Sejak 1980-an, petani kecil mandiri tidak berafiliasi dengan pabrik. Petani biasanya menjualnya ke tengkulak. Selisih harga juga selisih harga 10-25%. Sekarang naik selisih harga menjadi 40-60%,” kata Darto.
Aturan di Kementerian Pertanian Nomor 1 Tahun 2018 sudah benar, perusahaan wajib membeli buah dari petani melalui lembaga. Tapi itu tidak berhasil di lapangan,” lanjutnya.